Trekking Asik ke Air Terjun Agal di Desa Marente - Sumbawa

Catatan Perjalanan @BangAjie08 ke Air terjun Agal - Marente, Sumbawa.


Libur lebaran tahun ini saya tidak punya rencana mau traveling kemana seperti tahun-tahun sebelumnya. Semacam agak pesimis dan takut rencana gak terwujud. Akhirnya , ya udah liat nanti aja deh yang jelas sudah siap aja mau jalan kemana nanti dan sama siapa. Benar saja, tanpa rencana sebelumnya saya jalan-jalannya dekat-dekat rumah mertua saja. Ke dalam hutan di kampung sebelah. Memang sudah pernah kesana tetapi belum puas aja rasanya. Pengen kembali lagi dan lagi. Kebetulan juga ada sepasang teman yang datang jauh-jauh dari Mataram untuk berlibur lebaran ke Sumbawa dan well itu kewajiban saya untuk menemani mereka jalan-jalan di Sumbawa. Jadilah kesepakatan hari pertama mereka di Sumbawa kami akan menuju Air Terjun Agal. Salah satu air terjun tertinggi di Nusa Tenggara Barat.

Namanya Air Terjun Agal. Jangan tanya itu nama artinya apa dan siapa yang ngasi nama karena saya lupa nanya ke guidenya hehehe. Terletak di kawasan hutan desa Marente yang sejuk dan subur, Jadi desa Marente itu berada di Kecamatan Alas Kab. Sumbawa, dekat dengan rumah mertuaku. Jalan kesana juga gak ribet karena lancar, mulus dan kiri kanan nya hijau oleh sawah-sawah. Hanya saja jalan mulai menyebalkan ketika masuk desa Marente sampai ke titik awal trekking di Sungai besar yang bernama Tiu Nawa. Jalannya belum di apa-apain, masih kerikil-kerikil yang gengges banget. Ngebut salah gak ngebut juga salah. Tapi ya saya anggap itu tantangan awal dalam perjalanan kali ini. Sabar.

Sebelum kesini sebaiknya booking tour guide dari desa Marente dulu biar perjalanan aman dan lancar. Jangan coba-coba jalan sendirian tanpa guide karena medan kesana meski biasa aja sering ada persimpangan - persimpangan jalan yang mirip-mirip yang bisa bikin nyasar. Saya sendiri sempat hampir nyasar karena jalan jauh dari guide. Kalau ada guide kamu bisa lebih nyaman jalannya, bisa ada yang fotoin juga kan, enak. Nah,  Sebelum perjalanan dimulai atau sebelum kamu memutuskan datang ke Desa Marente,  kalian bisa chit chat dulu dengan tour guidenya yang cekatan dan asik biar lebih semakin mantap dan siap niatnya untuk ke Agal. Bagaiamanapun kalian kudu tahu medannya kayak gimana.

Masalah itenerary, sebenarnya akses ke Agal cukup mudah. Kalau dari Sumbawa besar atau dari Pelabuhan Poto tao, kalian bisa memulai titik perjalanan dari terminal Alas, dari terminal Alas,  kalian bisa lurus ke jalan di sebelah timur yang akan menuju ke desa Marente. Ikuti aja jalannya. Kalau ribet dan gak ngerti langsung tanya warga aja. Orang Sumbawa ramah-ramah kok, gaess. Malah kalau kalian lebih ramah bisa-bisa diajak mampi makan siang ntar. Terus,  Kita-kira 10 menit dari Alas kalian akan menemukan sebuah gerbang desa dari besi kurus bertuliskan Desa Marente. Sepanjang jalannya ada pemandangan khas pedesaan banget. Sawah-sawah hijau, pohon kelapa yang selalu instagramable berlatar bukit-bukit dan sinar matahari dari baliknya. Indah sekali.Jika kalian sudah menemukan pemandangan itu artinya kalian sudah masuk desa Marente. Tinggal melanjukan perjalanan menuju titik awal mendaki ke Agal.  Dari sungai jernih bernama Tiu Nawa, bersama Guide kalian akan memulai perjalan menuju Agal. Gak ada kata belum siap lagi ya kalau sudah sampai sini dan jangan tergoda untuk nyebur di Tiu Nawa dulu. Ntar pas balik aja neburnya. Karena perjalanan ke Agal akan memakan waktu lebih kurang dua jam perjalanan durasi nya. Gilak kan? Gak kok, itu perjalanan normal kok karena kalau kamu lebih lambat bisa lebih dari dua jam, atau kalau kamu lebih cepat bisa kurang dari dua jam. Pilih aja.

Nah selanjutnya, sda dua post yang akan kalian jumpai untuk istirahat sementara. Jangan lupa bawa bekal air dan makanan secukupnya saja. Juga siapkan memori kamera yang banyak karena sepanjang perjalan jika kalian jeli, ada banyak spot instagramable dan seru. 

Medan nya terbilang soft trek lah, nanjak dikit, turunan dikit. Hujan-hutan yang masih lebat di kiri kanan. Satu-satunya yang bikin berat itu (menurut saya) karena jauh aja sih, lupa berapa kilometer yang jelas durasi jalan dengan kecepatan normal ya dua jam tadi. Tapi tenang, lelahmu pasti terbayar setelah melihat Air Terjun yang super tinggi ini. Sayangnya ketika aku and the genk kesini debit airnya sedang gak banyak karena sedang musim kering. But, it's no problem, Agal tetap terlihat keren dan kami juga tetap merasa keren karena sudah bisa sampai ke Ar Terjun ini. 

Kamu ada niat kesini? Kalian boleh tanya-tanya di kolom komentar jika ada yang ingin ditanyakan atau pingin tau kontak tour guide nya mungkin. Tapi harus janji jangan buang sampah sembarangan. Bawa pulang kembali sampah kalian bila perlu bawa trash bag buat mungut-mungut  sampah yang kalian temuai di sepanjang jalan atau di area air terjunnya. But Alhamdulilah Agal bersih dari sampah sejauh ini. Insyaallah dapat pahala. Sip? Oke lah .
Debit Airnya sedang kecil, tapi tetap bagus kan
Banyak Spot foto bagus di sepanjang jalan ke agal
Berfoto secukupnya aja biar gak ngaret
Tapi yakin mau foto secukupnya?
Team #JalanBareng ke Agal Waterfall
Share:

Tambora dalam Naskah Bo Sangaji

“Maka gelap berbalik lagi lebih dari pada malam itu, maka berbunyilah seperti bunyi meriam orang perang, kemudian maka turunlah krisik batu dan habu seperti dituang lamanya tiga hari dua malam,” - Naskah Khatib Lukman tentang Tambora, pada Bo syair kerajaan Bima

Itulah gambaran ketika terjadi letusan maha dahsyat 2 abad lalu yang tercatat dalam Bo Sangaji Kai,yaitu catatan sejarah milik kerajaan Bima. Dan yang tercipta setelahnya adalah salah satu lingkar kaldera terbesar di Indonesia. Dimana kala itu,hampir separuh bagian gunung ini lenyap seketika. 





Video by SisiTimur
Photo by @Irgian

Share: