Baca Juga
1. MAKAM SAMPAR
Letaknya
tidak jauh dari kota Sumbawa besar, sekitar 1 km arah timur Dalam
loka.Dengan mendaki bukit setinggi 100 m dari Ai-Awak maupun Keban-Lapan
kelurahan seketeng, Sumbawa Besar, kita akan langsung tiba di depan
gerbang lokasi perkuburan Makam Sampar.Situs ini disebut Makam Sampar,
karena terletak di atas sampar (daratan di atas bukit).
Sengaja di
tempatkan di atas bukit mengikuti tradisi para leluhur yang biasanya
membuat Makam / perkuburan di atas bukit. Agak berbeda dengan
makam-makam disekitarnya karena dimakam sampar ini merupakan kuburan
para raja Sumbawa terdahulu bersama ahli kerabatnya.Meskipun lokasinya
diatas bukit, namun tidaklah lebih tinggi dari makam-makam rakyat biasa
di sekitarnya. Dan bahkan masih ada makam-makam rakyat biasa yang
berada lebih tinggi dari makam sampar itu sendiri.
2. MAKAM KARONGKENG
Karongkeng
adalah sebuah desa yang berjarak 6 km dari Empang ibu kota kecamatan
Empang (107 km dari Sumbawa Besar).
Untuk mengunjungi makam karongkeng
kita dapat menggunakan kendaran cidomo, sepeda motor ataupun mobil
karena jalannya cukup baik. Melalui jalur jalan dari Empang, sebelum
memasuki dusun karongkeng ada tanjakan sepanjang 50 m. pada akhir
tanjakan sebelah kanan terlihat papan petunjuk makam Karongkeng.
Memasuki areal makam terasa sejuk Karena berada di Lutuk kerimbunan
daun pohon asem disekitarnya.
Untuk mendapatkan keterangan dan penjelasan
lebih jauh, ada juru pelihara yang tinggalnya tidak jauh dari makam
didalam dusun karongkeng yang bernama Ipok (Fatimah) ibunya Adnansyah.
Mereka adalah keturunan juru pelihara makam terdahulu. Dari profil makam
terlihat bahwa jasad yang terkubur ditempat itu bukanlah orang
sembarangan. Beliau adalah H. Abdul Karim(Haji kari) seorang penyiar /
mubaliq islam. Beliau adalah tokoh yang memiki karamah, karena konon
beliau pergi dan pulang ke mekkah tanpa melalui perjalanan yang
biasa.Abdul Karim adalah anak dari keluarga biasa, namun Allah
mentaqdirkanya dengan ilmu dan karamah sehingga beliau mengembangkan
islam di Sumbawa bagian timur jauh sebelum raja Sumbawa masuk islam di
tahun 1623. Sayangnya kita tidak dapat mengetahui secara pasti masa
kehidupan Abdul Karim.
3.SITUS AI RENUNG
Situs ai
renung adalah situs pertama yang ditemukan di Kabupaten Sumbawa.
Penemunya adalah Dinullah Rayes dari kabin kebudayaan kabupaten Sumbawa
tahun 1971 bersama Drs. Made Purusa dari Balai Arkeologi Denpasar serta
tenaga ahli dari pusat Arkeologi nasional yang melakukan penelitian
pertama.
Pada penelitian pertama ditemukan hanya tiga buah sarkopagus,
lalu setelah dilakukan peneitian yang berkelanjutan, sampai saat ini
sudah ditemukan tujuh buah sakopagus (kuburan batu).Disebut situ Ai
renug Karena berada dikompleks persawahan Ai-renung dekat kampung
Ai-Renung (waktu itu). Seluruh lokasi tersebut berada dalam wilayah desa
Batu tering kecamatam Moyohulu.Setelah dilakukan pemugaran, situs
Ai-renung sebenarnya sudah dapat di jadikan obyek wisata budaya. Tetapi
tersebab tidak ditunjangnya dengan pembangunan jalan raya ke lokasi
situs, maka obyek menjadi jarang dikujungi orang.Tetapi tidak jarang
juga para mahasiswa dan peneliti asing datang ke Ai-renung, lebih-lebih
mahasiswa arkeologi. Padahal lokasinya sangat memungkinkan untuk
dukembangkan menjadi obyek wisata, baik wisata budaya,
alam(wana-wisata), camping dan lain-lain.Untuk datang ke Ai-Renung yang
berjarak 5 km dari Batu tering (30 km dari Sumbawa besar). Sebelum
memasuki gerbang desa Batu Tering, ada simpang jalan ke kanan arah
selatan. Dari itu jalan kaki sejauh 5 km yang ditempuh selama 1 sampai
1,5 jam. Bagi yang nekad boleh saja naik motor karena jalan menanjak dan
berbatu-batu, namun kendaraan tidak boleh di bawa masuk ke lokasi situs
Karena akan mengganggu kelestarian benda-cagar budaya.
4. SITUS LUTUK BATU PETI
Dinamakan
lutuk batu peti Karena ada batu seperti peti (sarkopagus) yang terletak
di atas sebelah ujung bukit. Ujung atas bukit tersebutlah yang disebut
oleh masyarakat sebagai lutuk batu peti.Letaknya berada di sebelah barat
laut dari dusun Kuang-Amo desa Sempe kecamatan Moyohulu. Jaraknya
diperkirakan 6 km dari Kuang-Amo, karena ditempuh dua jam jalan
kaki.Menurut para ahli yang pernah datang melakukan penelitian kesitus
tersebut, umur sarkopag diperkirakan sudah lebih dari 2500 tahun, sama
dengan umur situd Tarakin.
5. SITUS TARAKIN
Letak
situs Tarakin agak lebih jauh dari Lutuk Batu Peti dan tidak searah
dari Kuang-Amo. Tarakin berada sebelah barat Kuang-Amo, dengan
perjalanan 3 jam yang berjarak sekitar 9 km di atas gunung Tarakin.Untuk
mengunjungi situs ini melewati obyek wisata Ai-Beling yang berartyi
memiliki prospek kepariwisataan yang cukup baik. Namun kondisi jalan
raya yang belum memadai maka obyek tersebut belum banyak dikenal
orang.Penemuan situs Tarakin dan Lutuk Batu Peti bermula dari keusilan
Aries Zulkarnain Penilik Kebudayaan kecamatan Sumbawa. Waktu itu ada
kegiatan syuting sinetron sapugara disekitar Ai-Beling, banyak warga
dusun Kuang-Amo yang datang menonton kegiatan syuting.
Secara naluriah
Aries Zulkarnain mewawancarai penduduk sampai dapat mengorek informasi
keberadaan benda-benda peninggalan sejarah yang ada disekitar desa.Pada
umumnya masyarakat Kuang-Amo tidak banyak yang tahu keberadaan sarkopag
tersebut karena tempatnya yang jauh terpencil, tertutup dalam semak
belungkar. Para pemburu dan penjelajah hutan saja yng tahu tempat benda
cagar budaya (BCB) dimaksud. Setelah Aries Zulkarnain diangkat menjadi
kepala Seksi kebudayaan Kbupaten Sumbawa tahun1993, dapat meminta Ibu
Hayatun Nufus (Atun) pjs Penilik Kebudayaan kecamatan Moyohulu untuk
melakukan survey ke lokasi dengan membuatkan foto-foto. Dari laporan
inilah berturut-turut datang tim dari Bidang Peninggalan Sejarah dan
kepurbakalaan (PSK) Kanwil Depdikbud Prop.NTB bersama Balar (Balai
Arkeologi) Denpasar serta Pusat Arkeologi Nasional malakukan penelitian
pada situs Tarakin dan Lutuk Batu Peti.Dari hasil penelitian itulah
akhirnya masyarakat dapat memberikan appresiasi terhadap BCB yang ada di
lingkungan mereka sendiri.
6. SITUS RABORAN.
Situs
Raboran juga sarkopag, namun karena kurangnya pengetahuan dan
pengertian masyarakat terhadap BCB membuatnya tidak terkenal. Letaknya
tidak jauh dari desa Sebasang Kecamatan Moyo Hulu. Raboran dulunya
adalah sebuah dusun terpencil di lereng gunung, terkenal sebagai pusat
penggemblengan dan belajar ilmu kebal bagi balatentara Kerajaan Sumbawa
(Bala Cucuk).
Dusun Raboran terakhir dihuni oleh keluarga Sandro Acin
(Guru ilmu kebal) yang tinggal disekitar situs Raborantempat mengajar,
melatih, menggembleng dan menguji ilmu kebal seseorang anggota Bala
Cucuk. Namun terhadap sarkopagus sebagai BCB, masyarakat belum memiliki
pengetahuan sehingga tidak di appresiasi sama sekali.Setelah gencarnya
penyuluhan Undang-Undang no 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya,
barulah keberadaan situs Raboran dilaporkan oleh masyarakat akan
keberadaannya. Tahun 1996 barulah diadakan surveypertama dan selanjutnya
setelah diadakan penelitian seperlunya, di angkatlah seorang juru
pelihara
7. SITUS TEMANG DONGAN
Pada
mulanya situs Temang Dongan disebut Batu Babung, Batu Balo, Ai Paya,
namun setelah dilakukan beberapa kali survey ternyata semua BCB yang
ditemukan adalah sarkopag yang terletak menyebar pada puncak gunung
Temang Dongan, sehingga para arkeolog daro Balai Arkeologi Denpasar
menamakan situs tersebut sebagai situs Temang Dongan. Temang Dongan
terletak kira-kira 4 km arah selatan Desa Pugkit Kecamatan Lape.
Untuk
sampai ke obyek, sebaiknya mendaki gunung setinggi 150 meter itu melalui
lereng selatan. Di puncak sebelah selatan itulah sarkopagus yang telah
berusia ribuan tahun itu tergeletak di atas daratan. Pemandangan dari
puncak Temang Dongan sungguh menarik karena menyajikan keindahan alam.
Sayup-sayup sebelah barat kita dapat menyaksikan kilauan air waduk Batu
Bulan.Untuk pengembangan obyek wisata masa depan, situs Temang Dongan
memberikan prospek yang menjanjikan.
8. SITUS BATU TATA
Situs
Batu Tata terletak dijalan batu Dulang- punik. Satu kilometer sebelum
sampai ke punik sebelah kanan jalan, masuk melalui kebun kopi penduduk
arah utara 200 m dari jalan raya tergeletak sebuah batu.Dari bentuknya,
mungkin batu tersebut adalah menhir, atau tempat pemujaan arwah leluhur.
Masyarajat menyebutnya batu tata karena ada tatahan benutk manusia (
manusia kangkang) pada salah satu sisinya. Tetapi sampai saat
ditemukannyatidak seorang pun warga masyarakat yang mengkeramatkannya
maupun mengappresiasinya sebagai BCB.
9. SITUS KALIMANGO
Di
dalam buku “Sumbawa Masa Lalu” karya Lalu Manca disebutkan……….” Sebagai
tandanya oleh kerajaan Goa diutus Busing Batu Pasak dan Ranga Batu
Pasak dengan membawa batu yang sekarang terpancang di Sampar Ree (Gunung
Batu Lante)…………”Setelah dilakukan survey semestinya di Sampar Ree
lereng timur gunung Batu Lante belum ditemukan Batu Pasak yang dimaksud
Lalu Manca, tetapi malahan ditemukan beberapa sarkopag yang berbeda
dengan sarkopag-sarkopag lain yang pernah di temukan di Sumbawa.Sampai
sekarang ini belum pernah dilakukan penelitian intensif pada situs
kalimango karena kesulitan transportasi. Namun sebetulnya kalimango
dapat ditempuh melalui dua jalur. Salah satunya adalah lewat desa
Mokong, karena memang letaknya di wilayah desa Mokong Kecamatan Moyo
Hulu dengan jalan kaki 3 jam arah barat dari Mokong. Begitupula melalui
Kecamatan Sumbawa melalui desa Kereke menuju arah selatan dapat ditempuh
sekitar tiga jam juga jalan kaki.
10. SITUS BATU GONG
Letaknya
dapat didatangi dengan kendaraan roda empat, melalui jalan usaha tani
desa stowe brang Kecamatan Utan. 1 km dari simpangan sebelah barat
jembatan Utan arah utara, dalam kebun penduduk tergeletak enam sebuah
batu berbentuk gong. Menurut penduduk, sebelumnya batu gong tersebut
berjumlah delapan, namun sekarang banyak dicuri orang. Obyek tersebut
banyak dikunjungi oleh beberapa orang yang percaya akan kekeramatannya.
Tetapi karena tidak ada juru pelihara ada beberapa yang sudah dicuri
orang, atau mungkin dipindahkan orang, ditemukan kemudian di sekitar
kuburan cina sebelah barat kota Utan ada sebuah batu ebrbentuk gong dan
juga kemudian di pindahkan oleh orang bali (Hindu) yang tinggal di sekitar desa
itu dijadikan tempat pemujaan.
Situs-situs tersebut adalah beberapa yang sudah ditemukan di daerah sumbawa besar, dan masih banyak lagi situs-situs bersejatah lainnya, berdasarkan cerita-cerita masyarakat Sumbawa. seperti misalnya, Batu Tulis di Tepal, dan beberapa situs sejarah yang terdapat di daerah Selatan lainnya.
Situs-situs tersebut belum termasuk daerah KSB, Dompu dan Bima.
Sumber : www.sumbawanews.com
Editor : LSOtours & Jelajah Sumbawa
bru po tu to luk peno peninggalan bersejarah samawa ta... tari tu mole sate tu kunjungi na... semoga sukses selalu sanak e...
BalasHapusSukses juga naklaki..
Hapuslamin mole na klupa serungan tu ma tu alo barema2
Nan luk ampaaa, sejar tu telas rea pang jawa, kaling jangi nokuto desa daratku
BalasHapussenang baca info masa lampau Sumbawa
BalasHapus