Baca Juga
LSOtour. Dahulu kala di Tana
Samawa (Sumbawa) terdapat sebuah negeri nan damai di pimpin oleh
Seorang Raja yang arif dan bijaksana, Raja tersebut terkenal dengan
kesaktiannya, hingga kemudian beliau di beri gelar “DATU BUSING”
(gelar semacam penguasa atau Presiden), anehnya para rakyatnya tidak
mengetahui dari mana asal usul sang Raja yang murah hati namun tegas
tersebut. Beberapa dugaan yang berbau mistikpun muncul ditengah
kehidupan masyarakat disana tentang asal usul raja mereka. Sang Raja
seperti memang telah ditakdirkan tercipta dan terlahir untuk negeri
tersebut. Mereka yang saat itu berbuat jahat dalam istilah Sumbawa
“BOGAT” (orang yang berperangai jahat, malas), akan dibuang dan diusir
dari negeri tersebut , sebaliknya mereka yang hidupnya kekurangan atau
kesusahan akan dibantu dan diperhatikan oleh Sang Raja.
Suatu waktu, disebuah lembah, diantara
gunung Kanangi dan gunung Jati, Tujuh orang gadis cantik sedang
bersembunyi di dalam sebuah Gua kecil bernama “Liang Doma”, mereka melarikan diri dari kejaran para “GORAN”
(semacam Perompak namun ada juga yang Kanibal), di Gua kecil diantara
Sungai jernih nan teduh mereka menghabiskan hari-harinya dalam keadaan
ketakutan. Cukup lama mereka berada disana, dengan memanfaatkan tumbuhan
di hutan serta ikan-ikan dari sungai mereka mampu bertahan. Beberapa
lama kemudian, mereka mulai membuat tempat tinggalnya disebuah tanah
datar diantara aliran sungai pegunungan. Tempat tersebut kemudian
dikenal dengan nama Dodong, Sebuah Mata Air yang tak kenal musim bernama “Buin Po”
serta sebuah batu yang cukup besar dengan lubang diatasnya sebagai
tempat menumbuk adalah beberapa peninggalan dari jejak 7 gadis cantik
tersebut.
Keberadaan tujuh Gadis cantik yang tak
ketahui asal usulnya itu terkuak kemudian oleh seorang pemburu yang
kebetulan melintasi lembah Kanangi, Sang pemburu segera melaporkan
keberadaan mereka kepada Raja. Dengan segera Sang Raja memerintahkan
beberapa orang dari kerajaan untuk membawa 7 gadis tersebut ke istana.
Singkat cerita mereka kemudian di berikan tempat tinggal dan beberapa
lahan untuk bercocok tanam guna melangsungkan hidupnya, tempat tersebut
dahulu bernama “SAKOMPAL” namun oleh mansyarakat sekarang disebut “SATOMPA”.
Negeri atau Kerajaan Kika, kini bernama
Lape, dan desa Dodong tempat para Tujuh Gadis itu bertahan hidup setelah
keluar dari persembunyiannya di Liang Doma, kini berupa lahan
Persawahan yang oleh Masyarakat desa Satompa disebut “Orong Dodong”,
sementara Air Terjun Kecil dengan kolam alam yang indah di lembah
Kanangi diantara gunung Kanangi dan gunung Jati tempat para Tujuh Gadis
cantik sering mandi dan bermain disebut “Taman Sari Dara Pitu” yang oleh masyarakat Lape ada juga yang menyebutnya “Tiupasai”.
Sumber Cerita: Papen Tok (salah seorang saksi hidup Datu Busing) dari desa Satompa, Lape
Follow @JelajahSumbawa