Legenda Menir Raboran

Baca Juga

LSOtour. Di sebuah negeri yang damai bernama Raboran, tersebutlah sebuah nama yang indah, seindah Bunga. “Menir“, seorang gadis cantik dari keluarga yang sederhana yang tinggal disekitar Lembah Patonang gunung Raboran. . parasnya yang ayu seperti Bunga Menir di Tana Samawa (Sumbawa), serta kelembutan hatinya telah tersebar disegala penjuru negeri Samawa saat itu. Begitu memikatnya, Menir menjadi idaman para pria dari berbagai kerajaan yang ada.

Seiring waktu, Sang gadis beranjak dewasa, Parasnya semakin terlihat cantik, Tapi Kecantikan itu ternyata membawa petaka yang berkepanjangan pada negerinya yang damai. Tahun demi tahun terlewati, negeri Raboran pun berubah menjadi medan adu kejantanan bagi para kesatria-kesatria tangguh yang ingin memenangkan hati sang gadis. Kematian dimana-mana, tanah yang subur bersimbah darah para kesatria. Hingga akhirnya tersisa 3 orang kesatria yang sama-sama tangguh, “Jawang Patonang” dari lembah Patonang, “Balo Kebo” dan “Sangkre”. Tidak satupun dari mereka yang terkalahkan, mereka sama-sama memiliki kesaktian, mereka bertahan hingga satu waktu dimana kemudian si Gadis Menir secara mengejutkan membuat suatu keputusan.

Tidak ada yang menyangka si Gadis mengikhlaskan dirinya untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengerikan, dia menginginkan negerinya kembali damai seperti sediakala, tidak ada lagi pertarungan dan petumpahan darah

Menir meminta keikhlasan orang tuanya untuk menguburkan dirinya hidup-hidup. Si gadis Menir memohon dengan sangat kepada ibu dan ayahnya agar direstui dan mengabulkan permintaannya.  Akhirnya dengan berat hati orangtuanyapun merestui permintaan sang Puteri.

Diakhir hayatnya, Menir hanya membacakan sebuah “Lawas” (Semacam syair Sumbawa)

Cece we Menir Raboran
(Duhai Menir Raboran)
Kekar kemang dadi kasa
(Mekarlah bunga menjadi kain putih)
Ya bokas ate nonda su
(Membungkus hati tiada dendam)

Demikianlah akhir hayat yang tragis  Sang gadis cantik Menir Raboran, namanya ikut tertanam hingga kini di lembah Patonang Gunung Raboran,  diantara Keindahan Alam yang unik dan mempesona dalam balutan kedamaian seperti kerinduannya saat itu.


PHOTO-1

P4

Di masa keberikutnya, Gunung Raboran kemudian menjadi tempat latihan para Bala Cucuk (Angkatan Perang) Kesultanan Sumbawa, yang dilatih oleh seorang pria sakti pilihan Raja saat itu. Beliau terkenal dengan sebutan “SANDRO ACIN”,  oleh Pemerintah Belanda beliau sempat diasingkan ke Sulawesi, namun berhasil kembali lagi ke Raboran pada saat anak-anak nya telah beranjak dewasa.

Raboran-Sarkofag

Di lokasi Latihan Para Bala Cucuk, juga terdapat beberapa Kuburan Batu (Sarkofag) peninggalan para leluhur dari zaman Megalitikum.

Sumber Cerita/Reciter : M. Tahir. pewaris dari keluarga Sandro Acin : Guru ilmu Sakti para Bala Cucuk Kesultanan Sumbawa

Share:
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar