AyoKeSumbawa. Sumbawa adalah hamparan keindahan yang
terlewatkan, mulai dari bentangan pasir putih dalam radius ratusan kilometer di
utara dan selatan, pulau – pulau kecil tak berpenghuni, hutan dan air-air terjun
tak terjamah, gunung-gunung hijau yang tak tersentuh, tradisi dan keunikan
budaya yang jarang terekpose, warisan pra-sejarah dan sejarah, hingga hamparan
keindahan bawah laut yang melenakan.
Ada banyak
cerita-cerita yang kami coba gali kembali, menjadi landasan motivasi kami dalam
menyusuri jejak-jejak yang hampir terlupakan, tentang berbagai keunikan dan
keindahan tersebut. Semuanya terkesan tersembunyi, terasing namun sangat
menggoda.
DANGAR
KECIL adalah salah satunya.
Pulau kecil dengan pasir putih yang mengelilinginya membuat Dangar tampak
seperti hamparan permadani indah di dalam Teluk Saleh, teluk yang menyimpan
begitu banyak keindahan, sejarah dan melimpahnya hasil laut yang menjadi
tumpuan hidup ratusan ribu nelayan di sepanjang pesisir Utara pulau Sumbawa.
Berawal dari cerita
TANO BARA, tempat yang dulunya merupakan
hamparan luas terumbu karang di pisisir Teluk Saleh, kawasan tersebut menyatu
dengan perairan Timur hingga ke Barat Pulau Moyo, kemudian ke arah Timur dan
Utara Teluk Saleh sampai salah satu spot terindah di Calabai Dompu. Dalam
cerita para tetua di pesisir Utara Sumbawa, Tano Bara bagai sebuah Kampung
biota laut yang sangat luas, bahkan hingga membuat salah seorang juragan ikan
yang tak pernah diketahui nama sebenarnya kembali dan singgah ke pulau Dangar
kecil lalu membangun sebuah mesjid kecil ditengah pulau tersebut sebagai wujud
rasa syukur dan terima-kasihnya kepada Allah SWT, atas segala nikmat, Rizki dan
Rahmat yang beliau dapatkan dari melimpahnya hasil laut di perairan Teluk
Saleh.
Beberapa tahun
kemudian keindahan itu bagai sebuah cerita belaka, cerita yang hanya bisa
membuat pecinta alam seperti kami merasa malu, kecewa bahkan marah, karena
generasi penerus, generasi kini yang ada di pesisir Utara yang seharusnya
menjaga dan melestarikan warisan alam tersebut tidak mampu melakukan apa yang
seharusnya mereka lakukan.
Namun kami sadar,
bahwa mengeluh dan meratapi apa yang telah terjadi tidak akan pernah merubah
apapun, atau mengembalikan apa yang pernah ada disana.
|
Giant Table Coral |
Tapi alam berbicara lain, Alam sepertinya mengerti kerinduan
kami, mengikuti Kehendak Penciptanya, Alam kembali menjadi indah walau belum
sepenuhnya seperti dulu, seperti dalam cerita para tetua disana. Namun
serpihan-serpihan itu masih tertinggal dalam bentangan yang cukup luas, hanya terpotong
dalam beberapa jarak, lalu menyatu kembali bagai taman dengan warnanya yang
khas dan indah. Berbagai jenis ikan karang masih ramai bermain disela sela
karang.
|
Taman Laut Dangar Kecil |
Hal yang lebih mengejutkan adalah bahwa hamparan tersebut hanya sekitar
2 meter dibawah permukaan laut, dalam dangkalan yang begitu tenang tanpa arus
yang mengkhawatirkan. Dibawah sana jarak pandangan begitu jelas, karena airnya
yang bersih dan berkilau.
Di kesunyian Dangar, bukan hanya ada pantai dan pesonanya, bukan Cuma
kekhasan pulaunya, bukan pula hanya tentang mesjid unik dan misterius, namun
juga tentang keindahan bawah lautnya yang masih tersisa hingga saat ini.
|
Acropora |
|
Giant Table Coral |