Bagaimana Menuju Pulau Moyo?

Baca Juga


Akses perjalanan ke Pulau Moyo bisa dibilang cukup mudah, kita bisa menyewa satu boat dengan tarif 1,5jt untuk pulag pergi eksklusif. Biaya segitu bisa jadi ringan dengan berangkat secara rombongan. Atau kamu bisa ikut perahu warga yang rutin mengantar warga dari Pulau Moyo berbelanja atau berjualan ke Pasar di Sumbawa, tentu dengan budget yang lebih minim sekitar 25-50 ribu saja. Tetapi kita tidak tahu pasti jam berapa perahu tersebut berangkat kembali ke Pulau moyo setelah semua penumpang berkumpul. BIsa jadi sekitar jam 11-12 siang. 
Selanjutnya kita akan menyeberang menuju pulau moyo dari dermaga Pantai Jempol, Labuhan Sumbawa selama lebih kurang dua jam, dengan arus yang cukup membuat teman-teman yang ikuta nkemarin pucat hehehe, kalau saya mah santai aja selama yang pegang kemudia juga asik bersedandung ria.

Dari dermaga Labuan Aji di Pulau Moyo kita sudah memasuki titik awal dari petualangan kita di pulau Moyo. Nanti kalian akan di dekati oleh bapak-bapak yang tugasnya menjelaskan tentang  bagaimana menuju air Terjun Mata Jitu. Di Part ini, level gak-sabar-pengen-liat-mata-jitu saya dan teman-teman sudah  hampir memuncak, penasaran yang hampir terjawab itu memang membuat gelisah dan membuat kita berpikir cepat(baca: berpikir pendek), si bapak menjelaskan untuk ke air Terjun ada dua pilihan, pertama Trekking alias jalan kaki sejauh 7 kilometer  dengan medan yang landai berbatu, atau naik ojek dengan biaya dewa 100 ribu rupiah. Rinciannya 30 ribu untuk biaya pengunjung masuk, 70 ribu untuk si tukang ojek.  Tadinya kami sepakat mau seru-seruan jalan kaki tetapi mengingat jarak yang cukup jauh dan waktu yang terbatas akhirnya kami harus merelakan uang kami 100 ribu untuk naik ojek. No Problem!




Medan menuju Air Terjun Mata Jitu tidak bisa dibilang aman dan baik, lebih tepat disebut ekstrim karena sebagian besar jalannya rusak parah.  Rabat yang berlubang disana sini, batu-batu curam di tengah jalan bisa berbahaya untuk tukang ojek dan penumpangnya, apalagi dengan kecepatan yang tinggi. Selama perjalanan saya terus, berdoa semoga tidak jatuh dan juga kesal kenapa jalan menuju destinasi wisata yang terkenal di seluruh dunia ini seperti ini?  Beruntungnya saya terlibat obrolan yang asik dengan driver ojek saya yang bernama Aldi, siswa kelas 1 salah satu SMA di Kota Sumbawa. Yang akhirnya agak menekan sedikit panik karena jalanan yang ekstrim. Tak sampai 10 menit jarak 7 kilometer berhasil kami lewati, setelah itu tinggal jalan sekitar 200-300 meter sebelum sampai tujuan besar kami hari itu ; Mata Jitu!



Share:

2 komentar: