Unru, Pahlawan Dari Sapugara

Baca Juga

Unru adalah seorang pejuang dari Taliwang, Sumbawa Bagian Barat. Daerah yang kini dikenal dengan nama Kabupaten Sumbawa Barat, dengan ibukota di Taliwang.

Tahun 1902, tentara Belanda menginjakkan kakinya di Tanah Sumbawa dengan tujuan menjajah dan masuk melalui salah satu pantai yang ada di Taliwang, yaitu Pantai Balat,  Unru menggerakkan rakyat Taliwang untuk berperang melawan Belanda. Sikap Unru bertentangan dengan kehendak Raja Sumbawa, Sultan Muhammad Kaharuddin III, yang memimpin Kesultanan Sumbawa.

Sultan Sumbawa meminta Unru -- yang saat itu menjabat Enti Desa Taliwang (setingkat Camat) -- agar menerima kedatangan tentara Belanda baik-baik. Alasannya, dari segi jumlah, tentara Belanda sangat banyak dibandingkan jumlah rakyat yang dipimpin Unru. Persenjataan yang dimiliki Belanda pun lebih lengkap dari sekedar parang dan tombak yang dimiliki laskar Unru.

Atas dasar ini, Raja Sumbawa sangat khawatir dampak yang ditinggalkan akibat perang. Akan menyesengsarakan rakyat Sumbawa, khususnya rakyat Taliwang.

Tapi Unru tetap tidak peduli. Baginya, melawan kehadiran Belanda di Sumbawa, apalagi masuk melalui pantai yang ada di Taliwang adalah harga mati untuk ditentang.


Yang terjadi kemudian bisa ditebak : Unru dan rakyat Taliwang berperang melawan Belanda. Perang ini dikenal dengan sebutan “Perang Sapugara”, karena pusat pertempuran berada di desa Sapugara, sebuah desa yang berada di salah satu wilayah Taliwang dan tempat Unru dan keluarganya menetap. Walaupun pada akhirnya Desa Sapugara ketika itu akhirnya hangus terbakar oleh pasukan tentara Belanda yang berhasil menerobos masuk.

Pasukan Unru bahkan berhasil dilumpuhkan tentara Belanda yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya karena terus berdatangan dari Lombok. Tentara Belanda mengepung Bangkat Monte, tempat pertempuran terakhir selama berhari-hari. Laskar Unru tak berdaya seiring habisnya persediaan makanan.

Jelas cerita perjuangan Unru ini bukanlah cerita dongeng dongeng belaka. Pada 1906 itu pula Unru dan semua rakyat yang mengikuti perjuangannya ditangkap.  Unru dan keluarganya dibuang ke Makassar. Enam bulan berselang, Unru dan keluarganya diungsikan ke Cirebon, Jawa Barat.

Unru meninggal dunia di Cirebon pada 1927 dan dimakamkan di Cirebon. Tempat pemakamannya itu bernama Pemakaman Kosambi Cirebon. Di batu nisannya, tidak menyebut nama Unru, melainkan “Tuan Pangeran” dari Sumbawa, karena rasa hormat Raja Cirebon kepada Unru.

Tulisan ini adalah tulisan dari Bapak Adi Pranajaya yang pernah membuat film tentang kisah heroik perlawan Unru pada tentara Belanda di Desa Sapugara - Sumbawa Barat.

Menemukan Makam Unru di Cirebon



Share:
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar