PULAU SUMBAWA MAU PISAH DARI NTB? SIAPA YANG PANTAS JADI IBU KOTA? SUMBAWA BESAR ATAU KOTA BIMA?


Isu pemekaran NTB kembali menghangat. Wacana pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa makin sering dibicarakan, baik di media maupun warung kopi. Tapi ternyata, bukan cuma soal setuju atau tidak setuju dengan pemekaran…

Yang lebih panas justru: “Siapa yang paling pantas jadi ibu kota?”

Sumbawa Besar dan Kota Bima kini ibarat dua kubu dalam satu pulau. Sama-sama merasa layak, sama-sama punya kekuatan. Tapi, mari kita bahas dengan kepala dingin (walau hati panas sedikit tak apa), biar diskusinya tetap waras.


KUBU SUMBAWA BESAR: “Kami Punya SAMOTA, Kami Tengah Pulau!”

  1. Letak Geografis Strategis
    Sumbawa Besar terletak di bagian tengah-barat pulau. Bukan cuma enak dilihat di peta, tapi secara administratif ini menguntungkan. Akses dari Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima relatif seimbang.

  2. Luas Wilayah & Penduduk Besar
    Kabupaten Sumbawa adalah salah satu yang terluas di NTB (sekitar 6.643 km²) dengan penduduk lebih dari 515.000 jiwa. Artinya, secara administratif dan sumber daya manusia, sudah cukup siap menopang pemerintahan.

  3. Punya Kawasan Prioritas Nasional: SAMOTA
    Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora (SAMOTA) adalah andalan nasional dalam bidang pariwisata dan konservasi. Bahkan kawasan ini ditargetkan jadi destinasi internasional.

  4. Infrastruktur Memadai
    Ada Bandara Sultan Kaharuddin III yang terus dikembangkan dan Pelabuhan Badas yang menjadi pintu logistik utama untuk wilayah tengah dan barat Pulau Sumbawa.

  5. Tradisi Administratif Kuat
    Sumbawa Besar sudah dikenal sebagai pusat pemerintahan sejak zaman kolonial. Banyak kantor regional dan lembaga provinsi memiliki perwakilan di sini.


KUBU KOTA BIMA: “Kami Motor Ekonomi Timur!”

  1. Sentra Perdagangan dan Jasa
    Kota Bima adalah pusat ekonomi wilayah timur. Dengan pelabuhan yang aktif dan geliat perdagangan yang tinggi, Bima jadi jalur vital pergerakan barang ke Dompu, Sape, hingga Wera dan sekitarnya.

  2. Infrastruktur Transportasi Siap
    Bandara Sultan Muhammad Salahuddin sudah melayani penerbangan reguler, dan pelabuhan lautnya aktif dalam pengiriman logistik ke dan dari wilayah timur Indonesia.

  3. Produktivitas Pertanian dan Komoditas Tinggi
    Kabupaten Bima dan sekitarnya dikenal sebagai lumbung jagung, cabai, dan produk hortikultura lainnya. Ini jadi kekuatan ekonomi riil yang menyokong keuangan daerah.

  4. Warisan Budaya yang Kuat
    Peninggalan Kesultanan Bima seperti Istana Asi Mbojo dan adat Mbojo adalah daya tarik sejarah dan identitas budaya yang sangat kuat.

  5. Kota yang Sudah Mandiri
    Kota Bima adalah kota administratif yang mandiri, punya sistem pemerintahan dan pelayanan publik yang relatif modern dan efisien.


JADI, SIAPA YANG LAYAK JADI IBU KOTA?

Sumbawa Besar lebih strategis secara geografis dan unggul di bidang pariwisata dan pemerintahan.
Kota Bima lebih kuat secara ekonomi, budaya, dan jaringan perdagangan.

Dua-duanya punya peluang, tapi juga tantangan. Jadi ibu kota itu bukan hanya soal gedung megah, tapi soal siapa yang bisa menyatukan dan melayani semua kabupaten di Pulau Sumbawa secara adil dan efisien.

Yang penting: jangan sampai pemekaran malah memecah-belah.
Karena di balik semua ini, kita tetap satu tanah, satu budaya, satu darah: Sumbawa.


Kamu tim mana? Sumbawa Besar atau Kota Bima? Tulis pendapatmu di kolom komentar, tapi jangan saling serang ya! Kita diskusi sehat, bukan debat kusir.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Foto - Foto Sumbawa Tempo Dulu

Makam Karongkeng dan Ceritanya

Jika Provinsi Pulau Sumbawa Terbentuk, Inilah yang Akan Terjadi