Situs - Situs Sejarah di Sumbawa

1. MAKAM SAMPAR
Letaknya tidak jauh dari kota Sumbawa besar, sekitar 1 km arah timur Dalam loka.Dengan mendaki bukit setinggi 100 m dari Ai-Awak maupun Keban-Lapan kelurahan seketeng, Sumbawa Besar, kita akan langsung tiba di depan gerbang lokasi perkuburan Makam Sampar.Situs ini disebut Makam Sampar, karena terletak di atas sampar (daratan di atas bukit). 

Sengaja di tempatkan di atas bukit mengikuti tradisi para leluhur yang biasanya membuat Makam / perkuburan di atas bukit. Agak berbeda dengan makam-makam disekitarnya karena dimakam sampar ini merupakan kuburan para raja Sumbawa terdahulu bersama ahli kerabatnya.Meskipun lokasinya diatas bukit, namun tidaklah lebih tinggi dari makam-makam rakyat biasa di sekitarnya. Dan bahkan masih ada makam-makam  rakyat biasa yang berada lebih tinggi dari makam sampar itu sendiri. 

Makam Sampar dikelilingi oleh batu-batu yang disusun sedemkian rupa seperti tembok setinggi 1 m yang membatasinya dengan kuburan masyarakat biasa.Siapa nama-nama raja Sumbawa yang dikuburkan di makam sampar tidak dapat ditunjukkan  dengan pasti karena tidak ada tanda-tanda khusus yang dicantumkan pada tiap kuburan. Hal ini terjadi dengan alasan bahwa islam tidak memperkenankan pengkultusan terhadap kuburan.Sekarang ini disebelah timur Makam Sampar telah dibangun perumahan Bukit Permai, sehingga makin mudah kita mengunjungi Makam Sampar. Untuk mengunjungi kita dapat dipandu oleh juru Peliharanya Ahmad Yani yang tinggal di Keban Lapan Seketeng Sumbawa.
Share:

Tradisi Tahunan, Kerbau dan Kuda Berenang di Sumbawa

Pulau Sumbawa disamping memiliki kekayaan alam perupa pertambangan  pertanian dan peternakan, serta perikanan, juga memiliki kekayaan budaya. Kali ini kami  mengangkat sebuah budaya Tahunan masyarakat yang ada di Pulau Sumbawa, khususnya bagian kecamatan Empang dan Plampang.

foto oleh Kejari-marabahan.blogspot.com
Jika selama ini anda mengenal Lomba kerbau berenang di rawa-rawa di Kalimantan, maka di Sumbawa Khususnya Kecamatan Plampang dan Empang memiliki sebuah budaya tahunan yang unik dan menarik, Bilamana musim penghujan datang, dan para petani mulai melakukan aktifitas menanam padi di sawah-sawah, maka para penduduk yang memiliki ternak akan menyebrangi ternak-ternaknya kesebuah pulau yang bernama Pulau RAKIT. Pulau Rakit merupakan salah satu pulau yang memiliki keindahan alam bawah laut yang ideal untuk kegiatan Fishing, Snorkeling dan Swimming.
Share:

Kisah Cinta Merak Jawa dan Santoana Sumbawa

Pada zaman dahulu di Pulau Jawa, hiduplah seekor burung cantik bernama Merak. Bulunya mengkilat, berwarna indah. Lehernya panjang jenjang dengan kibasan ekor bagaikan kipas. Merak yang cantik ini mendengar cerita dari teman-temannya sesama burung. "Ada seekor burung gagah bernama Santoana. Burung ini tinggal di Pulau Sumbawa. Hanya burung inilah yang pantas menjadi jodohmu. Kamu cantik dan Santoana gagah…"
Hampir setiap hari Merak mendengar kata-kata ini dari teman-temanya. Akhirnya, pada suatu hari, Merak memutuskan untuk mencari Santoana. Di suatu pagi yang dingin, Merak pun pergi meninggalkan Pulau Jawa, yang ada di pikirannya hanyalah Santoana yang tampan. Perjalanan Merak memakan waktu berhari-hari. Beberapa laut dan pulau sudah dilewati.
Share:

29 Rekor Dunia yang Ada di Indonesia

Pulau Bungin
Kita Patut berbangga dan lebih menjaga lagi alam dan lingkungan kita karena menurut iLophIndonesia ada 29 Rekor Indonesia di Mata dunia, dan dua diantaranya ada di Tanah Kita, Samawa! Semoga ini bisa memotivasi kita untuk lebih mencintai dan menjaga segala sesuatu yang kita miliki.

Karena apalah artinya kekayaan alam dan warisan generasi terdahulu jika hanya di lihat dan banggakan saja tanpa ada usaha untuk menjaga dan mengembangkannya. Semuanya akan menjadi semakin indah awet jika kita menjaga dan merawat dengan rasa cinta.


Berikut 29 Rekor Dunia yang ada di Indonesia :
Share:

Mengunjungi Desa Serdadu Kumbang : Desa Mantar Part II

Kami memasuki gerbang desa mantar sembari menerka-nerka yang mana lokasi syuting Serdadu Kumbang. Kami terkagum-kagum dengan desa ini bahkan sejak awal memasukinya. Adalah jarang sebuah desa di puncak gunung dengan tanah datar yang luas seperti ini. Di sini terdapat banyak sawah-sawah seperti di desa-desa di bawah sana. Saya bertanya-tanya pengairannya bagaimana? Tapi pertanyaan itu belum begitu penting karena pertanyaan penting yang harus kami jawab berdua adalah dimana kami akan mampir untuk istirahat walau sejenak? Tentu saja sebelum kami memutuskan untuk ber-sksd dengan warga kami mencari jalan lain dulu. Aswar mengutak atik kontak di hanphonenya yang sinyalnya timbul tenggelam, sementara aku ikut membantu dengan berdoa semoga saja ada orang disini yang bisa kami datangi rumahnya karena terus terang aku adalah pemalu hehe. Kami bisa saja ke rumah pak kepala desa lalu bercengkrama dan seterusnya tapi Aswar bilang dulu dia punya kenalan seorang guru disini yang pernah berurusan ke kantornya. Sebelum menemukan nomor dan nama orang yang dimaksud kami mencari kios untuk meredakan dahaga. Tak tanggung-tanggung satu botol air mineral ludes kubuat.

Rasanya hidup mulai lebih indah saat air mulai mengalir di kerongkongan dan keseluruh tubuh. Kami bercengkrama dengan pemilik kios yang sangat ramah, padahal jika diliat dari rupa, bapak ini seperti preman dengan baju tanpa lengan dan kupluk abu-abu dikepalanya. Wajahnya yang keras ternyata berbanding terbalik dengan sikapnya pada kami. Menyenangkan. Hingga akhirnya ketemulah nama bapak yang kami cari. Namanya Pak Rusdi, guru SD di Mantar. Kami langsung menanyakan rumahnya ke bapak pemilik kios dan dengan tenang si bapak menunjukkan kepada kami jalan menuju rumah pak rusdy.
Share:

Mengunjungi Desa Serdadu Kumbang : Desa Mantar Part I

Sebuah kesempatan yang patut saya syukuri karena bisa mengunjungi desa Wisata sekaligus Desa yang membuat saya penasaran sejak kecil dulu. Desa Mantar dengan segala cerita dan keunikannya telah saya dengar sejak masa kecil dulu. Tentang asal usul mereka, tentang orang-orang albino mereka dan tentang kerendahan hati mereka semua membuatku ingin kesana tapi kesempatan belum berpihak pada saya hingga akhirnya liburan lebaran beberapa waktu lalu saya berkesempatan kesana. 

Awalnya saya membuat sebuah status di blackberry messanger saya bahwa saya ada rencana berkunjung ke Mantar, siapa yang mau ikut mari kita tentukan harinya. Hasilnya tidak ada yang merespon entah kawan-kawan sedang sibuk dengan liburan lebarannya atau malah tidak tahu Mantar itu apa? sampai akhirnya Aswar, temanku yang merupakan salah seorang pegawai Dikpora KSB merespon. Dia juga punya niat kesana dan belum punya partner karena beberapa kali berencana selalu gagal. Nah, pucuk dicinta ulam pun tiba. Gayung telah bersambut dan kamipun menentukan harinya. Tak mau buang-buang kesempatan, kami langsung merencanakan besoknya berangkat kesana, rencananya kami akan bertemu di depan Pasar Seteluk jam 7 pagi, lalu menitipkan motor kami di rumah temannya Aswar dan kami akan menumpang Ranger yang setiap pagi mengangkut warga Mantar menuju pasar Seteluk. Rencana Kelar!
Share: